PEMBELAJARAN MELAUI MEDIA VIDEO DAN TELEVISI
I.
PENDAHULUAN
Sejalandenganperkembanganpendidikandanadanyakemajuandibidangkomunikasidanteknologi,mediabelajaryangbervariasisemakindiperlukandalampelaksanaanprosespembelajaran.Langkahpemilihandanpenggunaanmediapembelajaran,yaitupemilihandanpenentuanstrategipembelajaran.Alasannyaadalahbahwastrategipembelajaranberhubungandengansegalaupayayangditempuhdalamkegiatanpembelajaranagartujuanpembelajarandapattercapai.
termasukkegiatandalammemilihdanmenggunakanmediapembelajaran.
Dalam
perkembangannya, membuktikan bahwa dengan sifat audio visual yang dimiliki
video dan televisi sangat membantu proses belajar mengajar dan meningkatkan
mutu pendidikan.
mengingatpulabahwaperananmediapembelajarandidalamkegiatanpembelajaransemakinpenting,makapembahasanmengenaimediavideo
dan televisi, untuk lebih jelasnya lagi dalam makalah ini akan diuraikan
hal-hal yang berkaitan dengan media video dan televisi.
II. RUMUSAN MASALAH
- Apa Pengertian Media Video dan Televisi?
- Bagaimana Karakteristik Media Video dan Televisi?
- Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan Media Video dan Televisi?
- Bagaimana Pemanfaatan Media Video Dan Televisi Sebagai Media Pembelajaran?
III. PEMBAHASAN
- A. Pengertian Media Video dan Televisi
Pengertian Media Video
Video adalah
gambar-gambar dalam frame di mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa
proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Video
dapat menggambarkan suatu obyek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah
atau suara yang sesuai. Kemampuan video melukiskan gambar hidup dan suara
memberinya daya tarik sendiri. Media ini pada umumnya digunakan untuk
tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan. Video dapat menyajikan
informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan
keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap[1]
- Pengertian Media Televisi
Televisi
adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama
suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah
cahaya dan suara ke dalam gelombang elektrik da mengkonversinya kembali ke
dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar.
Televisi
pendidikan adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai
tujuan pengajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkannya. Televisi
pendidikan tidak sekedar menghibur tetapi yang lebih penting adalah mendidik.
Oleh karena itu, ia memiliki ciri-ciri tersendiri, antara lain yaitu :
- Dituntun oleh instruktur, seorang guru atau instruktur menuntun siswa melalui pengalaman-pengalaman visual.
- Sistematis, siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengalaman belajar yang terencana.
- Teratur dan berurutan, siaran disajikan dengan selang waktu yang beraturan secara berurutan di mana satu siaran dibangun atau mendasari siaran lainny.
- Terpadu, siaran berkaitan dengan pengalaman belajar lainnya seperti latihan, membaca, diskusi, laboratorium, percobaan, menulis, dan pemecahan masalah.
Beberapa
penelitian meunjukkan bahwa siswa yang belajar melalui program televisi untuk
berbagai mata pelajaran tersebut sama seperti mereka yang mempelajarinya
melalui tatap muka dengan guru kelas.[2]
- B. Karakteristik Media Video dan Televisi
Sebagai sebuah
media pembelajaran, video dan televisi mempunyai karakteristik yang berbeda
dengan media lain. Adapun karakteristik media video agak berbeda dengan media
televisi. Perbedaan itu terletak pada penggunaan dan sumber. Media video dapat
digunakan kapan saja dan kontrol ada pada pengguna, sedangkan media televisi
hanya dapat digunakan satu kali pada saat disiarkan, dan kontrol ada pada
pengelola siaran. Namun secara umum kedua media ini mempunyai karakteristik
yang sama, yaitu:
- Menampilkan gambar dengan gerak, serta suara secara bersamaan.
- Mampu menampilkan benda yang sangat tidak mungkin ke dalam kelas karena terlalu besar (gunung), terlalu kecil (kuman), terlalu abstrak (bencana), terlalu rumit (proses produksi), terlalu jauh (kehidupan di kutub) dan lain sebagainya.
- Mampu mempersingkat proses, misalnya proses penyemaian padi hingga panen.
- Memungkinkan adanya rekayasa (animasi).[3]
- C. Kelebihan dan Kekurangan Media Video dan Televisi
- Kelebihan dan Kekurangan Media Video
- Kelebihan
1)
Dengan menggunakan video (disertai suara atau tidak), kita dapat menunjukkan
kembali gerakan tertentu. Gerakan yang ditunjukkan itu dapat berupa rangsangan
yang serasi, atau berupa respon yang diharapkan dari siswa.
2)
Dengan video, penampilan siswa dapat segera dilihat kembali untuk dikritik atau
dievaluasi.
3)
Dengan menggunakan efek tertentu dapat diperkokoh baik proses belajar maupun
nilai hiburan dari penyajian itu.
4)
Akan mendapatkan isi dan susunan yang utuh dari materi pelajaran.
5)
Suatu kegiatan belajar mandiri dimana siswa belajar sesuai dengan kecepatan
masing-masing dapat dirancang. Rancangan kegiatan yang mandiri ini biasanya
dilengkapi atau dikombinasikan dengan bantuan komputer atau bahan cetakan.
- Kekurangan
1)
Ketika akan digunakan, peralatan video tentu harus sudah tersedia di tempat
penggunaan ; dan harus cocok ukuran dan formatnya dengan pita video yang akan
digunakan.
2)
Menyusun naskah atau skenario video bukanlah pekerjaan yang mudah dan menyita
waktu.
3)
Biaya produksi video sangat tinggi dan hanya sedikit orang yang mampu
mengerjakannya.
4)
Apabila gambar pada pita video ditransfer ke film hasilnya jelek.
5)
Layar monitor yang kecil akan membatasi jumlah penonton, kecuali jaringan
monitor dan sistem proyeksi video diperbanyak.
6)
Jumlah huruf pada gafis untuk video terbatas, yakni separuh dari jumlah huruf
grafis untuk film atau gambar diam.
7)
Perubahan yang sangat pesat dalam teknologi menyebabkan keterbatasan sistem
video menjadi masalah yang berkelanjutan.[4]
- Kelebihan dan Kekurangan Media Televisi
- Kelebihan
1)
Televisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk gambar
diam, film, obyek, dan drama.
2)
Televisi bisa menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi siswa.
3)
Televisi dapat membawa dunia nyata ke rumah dan kelas-kelas, seperti orang,
tempat-tempat, dan peristiwa-peristiwa, melalui penyiaran langsung atau
rekaman.
4)
Televisi dapat memberikan kepada siswan peluang untuk melihat dan mendengar
diri sendiri
5)
Televisi dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami oleh siswa dengan
usia dan tingkatan pendidikan yang berbeda-beda.
6)
Televisi dapat menyajikan visual dan suara yang amat sulit diperoleh pada dunia
nyata; misalnya ekspresi wajah, dan lain-lain
7)
Televisi dapat menghemat waktu guru dan siswa.
- Kekurangan
1)
Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.
2)
Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk
memahami pesan-pesannya sesuai dengan kemampuan individual siswa.
3)
Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan.
4)
Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga sulit bagi
semua siswa untuk melihat secara rinci gambar yang disiarkan.
5)
Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru,
dan siswa bisa jadi besikap pasif selama penayangan. [5]
- D. Pemanfaatan Media Video dan Televisi Sebagai Media Pembelajaran
Menurut
Dwyer, video mampu merebut 94% saluran masuknya pesan atau informasi kedalam
jiwa manusia melalui mata dan telinga serta mampu untuk membuat orang pada
umumnya mengingat 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar dari tayangan
program. Pesan yang disampaikan melalui media video dapat mempengaruhi emosi
yang kuat dan juga dapat mencapai hasil cepat yang tidak dimiliki oleh media
lain.[6]
Siaran
pendidikan melalui televisi bagaimanapun tetap menarik bagi anak-anak dan dapat
membantu anak-anak belajar yang lebih baik. Hal ini karena televisi mampu
menyajikan bahan yang bergerak dinamis sehingga merangsang perhatian anak-anak.
Dengan demikian anak-anak lebih tertarik dan mudah mencernakannya.[7]
Belajar
melalui televisi mempunyai keuntungan ganda. Pertama, dapat mempelajari ilmu
pengetahuan yang telah dirancang, dan kedua, mampu meningkatkan daya apresiasi
anak-anak.
Ruang kelas,
yang menggunakan televisi sebagai media pendidikan, biasanya menampung sejumlah
40-50 oarang murid. Pada jumlah murid sebanyak itu masih mungkin mengamati
acara televisi dengan baik. Ini berarti bahwa proses belajar mengajar tidak
terganggu. Apabila anak-anak belajar melalui televisi, mereka tidak hanya
mengamati acaranya dengan tenang, melainkan mereka juga memperhatikan
perubahan-perubahan gambar yang terjadi. Demikian pula merkeka memperhatikan
susunan kata-kata dan teks yang ada.[8]
MEDIA PEMBELAJARAN TELEVISI
Televisi berasal dari kata tele dan visie, tele artinya jauh dan visie artinya penglihatan, jadi televisi adalah
penglihatan jarak jauh atau penyiaran gambar-gambar melalui gelombang radio.
Televisi sebagai sarana penghubung yang dapat
memancarkan rekaman dari stasiun pemancar televisi kepada para penonton atau
pemirsanya di rumah, rekaman-rekaman tersebut dapat berupa pendidikan, berita,
hiburan, dan lain-lain.
Pada dasarnya televisi sebagai alat atau media massa
elektronik yang dipergunakan oleh pemilik atau pemanfaat untuk memperoleh
sejumlah informasi, hiburan, pendidikan dan sebagainya. Fungsi televisi secara
umum menurut undang-undang penyiaran, dapat kita deskripsikan bahwa fungsi
televisi sangat baik karena memiliki fungsi sebagai berikut:
1.
Media informasi dan penerangan
2.
Media pendidikan dan hiburan
3.
Media untuk memperkuat ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya
4.
Media pertahanan dan keamanan
Televisi memang tidak dapat difungsikan mempunyai
manfaat dan unsur positif yang berguna bagi pemirsanya, baik manfaat yang
bersifat kognitif, afektif maupun psikomotor. Namun tergantung pada acara yang
ditayangkan televisi
Manfaat yang bersifat kognitif adalah yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan atau informasi dan keterampilan. Acara-acara yang bersifat kognitif di antaranya berita, dialog, wawancara dan sebagainya. Manfaat yang kedua adalah manfaat afektif, yakni yang berkaitan dengan sikap dan emosi. Acara-acara yang biasanya memunculkan manfaat afektif ini adalah acara-acara yang mendorong pada pemirsa agar memiliki kepekaan sosial, kepedulian sesama manusia dan sebagainya. Adapun manfaat yang ketiga adalah manfaat yang bersifat psikomotor, yaitu berkaitan dengan tindakan dan perilaku yang positif. Acara ini dapat kita lihat dari film, sinetron, drama dan acara-acara yang lainnya dengan syarat semuanya itu tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada di Indonesia ataupun merusak akhlak pada anak.
Televisi menarik minat baik terhadap orang dewasa khususnya pada anak-anak yang senang melihat televisi karena tayangan atau acara-acaranya yang menarik dan cara penyajiannya yang menyenangkan.
Manfaat yang bersifat kognitif adalah yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan atau informasi dan keterampilan. Acara-acara yang bersifat kognitif di antaranya berita, dialog, wawancara dan sebagainya. Manfaat yang kedua adalah manfaat afektif, yakni yang berkaitan dengan sikap dan emosi. Acara-acara yang biasanya memunculkan manfaat afektif ini adalah acara-acara yang mendorong pada pemirsa agar memiliki kepekaan sosial, kepedulian sesama manusia dan sebagainya. Adapun manfaat yang ketiga adalah manfaat yang bersifat psikomotor, yaitu berkaitan dengan tindakan dan perilaku yang positif. Acara ini dapat kita lihat dari film, sinetron, drama dan acara-acara yang lainnya dengan syarat semuanya itu tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada di Indonesia ataupun merusak akhlak pada anak.
Televisi menarik minat baik terhadap orang dewasa khususnya pada anak-anak yang senang melihat televisi karena tayangan atau acara-acaranya yang menarik dan cara penyajiannya yang menyenangkan.
Televisi pendidikan adalah penggunaan program video
yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu tanpa melihat siapa
yang menyiarkan. Televisi pendidikan tidak sekedar menghibur tetapi yang lebih
penting adalah mendidik. Oleh karena itu, memiliki ciri-ciri tersendiri, antara
lain yaitu :
- Dituntun oleh instruktur-seorang guru atau instruktur menuntun siswa melalui pengalaman-pengalaman siswa.
- Sistematis-siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengalaman belajar yang terencana.
- Teratur dan berurutan-siaran disajikan dengan selang waktu yang beraturan secara berurutan dimana satu siaran dibangun atau mendasari siaran lainnya, dan
- Terpadu- siaran berkaitan dengan pengalaman belajar lainnya seperti latihan, membaca, diskusi, laboratorium, percobaan, menulis, dan pemecahan masalah.
Pembelajaran adalah setiap
perubahan perilaku yang
relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa siswa yang
belajar melalui program televisi untuk berbagai mata pelajaran dapat menguasai
mata pelajaran tersebut sama seperti mereka yang mempelajarinya melalui tatap
muka dengan guru kelas.
Keunggulan televisi dalam
pembelajaran antara lain:
1. Televisi
dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk gambar diam, film,
objek, spesimen, drama.
2. Televisi
bisa menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi siswa.
3. Televisi
dapat membawa dunia nyata kerumah dan ke kelas-kelas, seperti orang,
tempat-tempat, dan peristiwa-peristiwa, melalui penyiaran langsung atau
rekaman.
4. Televisi
dapat memberikan kepada siswa peluang untuk melihat dan mendengar diri sendiri.
5. Televisi
dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami oleh siswa dengan usia dan
tingkatan pendidikan yang berbeda-beda.
6. Televisi
dapat menyajikan visual dan suara yang amat sulit diperoleh pada dunia nyata;
misalnya ekspresi wajah, dan lain-lain.
7. Televisi
dapat menghemat waktu guru dan siswa, misalnya dengan merekam siaran pelajaran
yang disajikan dapat diputar ulang jika diperlukan tanpa harus melakukan proses
itu kembali. Disamping itu, televisi merupakan cara yang ekonomis untuk
menjangkau sejumlah besar siswa pada lokasi yang berbeda-beda untuk penyajian
yang bersamaan.
8. Televisi
dapat menerima, menggunakan dan mengubah atau membatasi semua bentuk media yang
lain, menyesuaikannya dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai.
9. Televisi
merupakan medium yang menarik, modern dan selalu siap diterima oleh anak-anak
karena mereka mengenalnya sebagai bagian dari kehidupan luar sekolah mereka.
10. Televisi sifatnya langsung dan
nyata. Dengan televisi siswa tahu kejadian-kejadian mutakhir, mereka bisa
mengadakan kontak dengan orang-orang besar/terkenal dalam bidangnya, melihat
dan mendengarkan mereka berbicara.
11. Hampir setiap mata pelajaran bisa
di televisikan.
12. Televisi dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
guru dalam hal mengajar.
Kelemahan televisi dalam
pembelajaran antara lain:
1. Televisi hanya mampu menyajikan
komunikasi satu arah.
2. Televisi pada saat disiarkan akan
berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami pesa-pesannya sesuai
dengan kemampuan individual siswa.
3. Guru tidak memiliki kesempatan untuk
merevisi film sebelum disiarkan.
4. Layar pesawat televisi tidak mampu
menjangkau kelas besar sehingga sulit bagi semua siswa untuk melihat secara
rinci gambar yang disiarkan.
5. Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak
memiliki hubungan pribadi dengan guru, dan siswa bisa jadi bersikap pasif
selama penayangan.
6. Jika akan dimanfaatkan di kelas jadwal
siaran dan jadwal pelajaran di sekolah sering kali sulit disesuaikan.
Cara Menerapkan Media Televisi Dalam Pembelajaran.
Untuk menerapkan media televisi
sebagai media dalam pembelajaran diperlukan langkah-langkah yang harus
dilakukan terlebih dahulu. untuk meningkatkan pemahaman dan daya tangkap siswa
dalam menyimak materi pelajaran dari media televisi, contohnya pada mata
pelajaran matematika yang biasanya membutuhkan contoh secara nyata atau
setidaknya berupa visualisasi yang bergerak.
1.
Perencanaan dan kreativitas
Pertama menghendaki prosedur
perencanaan yang terstruktur yang membutuhkan pengorganisasian, memperhatikan
urutan yang logis, dan integritas terhadap keutuhan pesan.
Kedua menghendaki alur ide dan
ekspresi yang bebas dan tak terstruktur yang dihasilkan oleh berfikir kreatif dan
mengacu pada masalah yang timbul selama pengembangan media berlangsung.
2.
Mulai dengan Ide
Kita dapat mulai membuat perencanaan
dengan ide yang muncul dalam benak kita.Suatu ide mungkin mengindikasikan minat
yang kita miliki, tetapi ide yang lebih berguna adalah ide yang berhubungan
dengan kebutuhan suatu kelompok siswa, misalnya suatu kelompok lebih
membutuhkan keterampilan dari hanya sekedar pengetehuan dan perubahan sikap.
3.
Memotivasi, Memberi Informasi atau Mengajarkan Sesuatu
Kita perlu menentukan apakah media
yang kita buat bertujuan memotivasi, member informasi atau mengajarkan sesuatu.
Berikut adalah hal-hal yang perlu di perhatikan untuk mengembangkan media
dengan penekanan pada masing-masing aspek:
v Untuk memotivasi, Teknik
dramatis dan menghibur dapat digunakan. Hasil yang diinginkan adalah untuk
mendorong minat dan menstimuli siswa untuk melakukan sesuatu. Hal ini
melibatkan pencariaan tujuan untuk mempengaruhi sikap, nilai, dan emosi.
v Untuk memberikan informasi,
Media pembelajaran lebih banyak digunakan untuk presentasi sebelum pelajaran
dimulai. Isi dan bentuk presentasi bersifat umum, merupakn pendahuluan,
overview, laporan atau latar belakang suatu pengetahuan. Boleh juga menggunakan
teknik dramatisasi, menghibur dan memotivasi untuk menarik perhatian.
v Untuk mengajarkan sesuatu.
Selain mempresentasikan informasi keaktifan peserta perlu dipikirkan sehubungan
dengan media yang sedang dipresentasika. Materi pembelajaran harus didisain
lebih sistematis, psikologis dan memperhatikan prinsip-prinsip belajar dalam
rangka mengefektifkan pembelajaran. Akan tetapi perlu diupayakan agar media
tersebut tetap menyenangkan dan memberikan pengalaman yang mengasyikkan.
4.
Mengembangkan Tujuan
Ada tiga kelompok tujuan
pembelajaran, yaitu:
v Kognitif- berhubungan dengan
pengetahuan dan informasi.
v Afektif – berhubungan dengan
sikap, apresiasi dan nilai.
v Psikomotor – berhubungan
dengan keterampilan.
Selain mengarahkan belajar dan
materi pelajaran yang harus diberikan, perumusan tujuan berguna pula sebagai
acuan membuat tes agar apa yang telah dirumusakan dapat diukur dengan tepat.
5.
Mempertimbamgkan Audience
Karakteristik siswa atau audience,
yaitu mereka yang akan melihat, menggunakan dan belajar dari media yang kita
buat, tidak dapat dipisahkan dari perumusan tujuan yang kita buat.
Karakteristik audience seperti usia, tingkat pendidikan, pengetahuan terhadap
subyek, keterampilan, sikap, konteks budaya, perbedaan individual, kesemuanya
perlu diperhatikan dalam membuat tujuan dan topik bahasan. Perimbangan tentang
audience ini merupakan hal yang dominan manakala kita mempertimbangkan
kompleksitas ide, topik, kosakata, contoh-contoh dan tingkat partisipasi siswa
yang di harapkan. Karena daya tangkap siswa berbeda – beda ada yang audiktif
(cenderung lebih senang mendengarkan suara) dan ada yang lebih cepat dengan
melihat gambar/tampilan sesuatu.
6.
Membuat dan memilih video/film/slide dalam sebuah team
Mengerjakan suatu media pembelajaran
bersama-sama adalah ide yang sengat baik. Kita dapat berbagai ide, kreativitas,
dan keahlian lainnya sehingga media yang kita buat akan lebih efektif, kreatif,
dan menarik. Misalnya, dalam pembuatan media audio audio visual, satu kelompok
pembuat media dapat terdiri dari ahli disain gambar, ahli efek suara, ahli
materi dan ahli penggabungan film.
Perencanaan Teknis
Sebelum dapat megguanakan media
audio visual dengan baik dan tepat guna, tentu banyak persiapan yang harus
dilakukan diantaranya:
1)
Mempersiapkan ruangan yang tertutup sehingga cahaya yang masuk tidak terlalu
mengganggu pemutaran media.
2)
Mempersiapkan software dan hardware yang akan digunakan dalam menunjang proses
pembelajaran.
3)
Pastikan software (VCD/DVD) yang digunakan dalam menjelaskan materi, sesuai dan
cocok untuk disimak oleh siswa.
4)
Guru mempersiapkan pertanyaan – pertanyaan yang berkaitan dengan video dan film
yang ditampilkan.
5)
Sebelum memulai pastikan juga posisi duduk siswa dalam menyimak/menonton
Film/video haruslah nyaman, agar siswa tidak ribut dan menyimak dengan baik.
Ketika kita akan mengajak siswa
menyimak dalam mata pelajaran matematika setelah memenuhi 5 langkah persiapan
diatas, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan yaitu, memulai
pembelajaran dengan menyampaikan topik yang akan dipelajari, menyampaikan
tujuan pembelajaran, dan teknis pembelajaran hari ini. Kemudian kita memutarkan
video dan mengarahkan siswa untuk menyimak.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson,
Ronald H., Pemilihan dan Pengembamgan Media Untuk Pembelajaran,
Penerjemah: Yusufhadi Miarso, dkk ., Jakarta : Rajawali Pers, 1983
Arsyad,
Azhar, Media Pengajaran, Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2000 , Cet. 2
Subroto,
Darwanto Sastro, Televisi Sebagai Media Pendidikan Teori dan Praktik,
Yogyakarta : Duta Wacan Univesity Press, 1992
[1] Azhar
Arsyad, Media Pengajaran, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2000 ), Cet. 2, hlm. 48
[2] Ibid.,
hlm. 50-51
[4] Ronald H.
Anderson, Pemilihan dan Pengembamgan Media untuk Pembelajaran,
penerjemah: Yusufhadi Miarso, dkk, (Jakarta : Rajawali Pers, 1983),
hlm. 105-107
[5] Azhar
Arsyad, Op.Cit., hlm. 51-52
[7] Darwanto
Sastro Subroto, Televisi Sebagai Media Pendidikan Teori dan Praktik,
(Yogyakarta : Duta Wacan Univesity Press, 1992), hlm. 89